CERPEN.1
PENULIS
“FITRIYANI”
TEMAN….?
Sore
itu langit tampak cerah, suara anak anak yang bermain pasir, bermain layang
layang bahkan bermain air, sang ayah sibuk mengawasi sambil mengambil gambar
dan para ibu meneriaki anak-anakanya agar berenang tidak terlalu jauh, muda
mudi yang sibuk bersua foto atau sekedar mengobrol sambil menikmati jajanan
sore, para pedagang gerobak dorong sibuk melayani pembeli yang hilir mudik tak
pernah usai, pecah tawa para pemuda si gubuk sana dan makin lengkap dengan
hadirnya para nelayan yang sedang menarik jaring besar, tampak lesu karena
hasil jaringnya tak sesuai harapan. Pantai yang panjang ini lengkap menyediakan
kebutuhan masyarakat sekitarnya.
Aku
duduk di kekarangan tepi pantai, sepoi sepoi angin menerbangangkan ujung krudung
ku, angin laut menampar muka ku dengan lembut. Sore ini aku menunggu teman ku, kami akan bertemu
di pantai ini, sambil makan es kiko aku memandang lautan, namun fokus ku
terpecah saat seorang ibu meneriaki anaknya yang membandel, namun anaknya malah
asik sendiri. Aku tersenyum tipis, tak lama dari itu ila datang menghampiri ku.
“ sorry
lama “ ila bilang
“nggak
apa-apa” aku menjawab
“ nih
otak-otaknya” ila menyogok.
“makasih”
aku mengambil kresek hitam berisi jajannya. “Tumben banget ngajak kepantai?”
aku tak sabaran ingin tahu. Ila bergabung dengan ku duduk di kekarangan.
“gue
gak ngerti sama si ari, na” kata ila sambil menjilat es kiko yang ku sisakan
untuknya.
“kenapa?”
seru ku
“dia
bilang bakal ke datang ke orang tua gue, buat seriusin hubungan kita setelah
kaka gue nikah, eh pas kaka gue udh nikah, dia bilang belum siap, belum
kerjanya tetap lah, blum punya tabungan lah dan alasan lain, gue kan sebel na,
terus gue harus gimana???? Tanya ila
Aku
hanya menatap dan bengong setangah melongo mendengarkan isi curhatan ila, jika
aku jadi ila pun akan merasakan hal sama, secara hubungan mereka sudah
berlangsung 5 tahun ya gak beda jauh dengan kreditan motor ku, eh kreditan
motor ku hanya 3 tahun seinget ku,hehehe
“trus
lo udah bilang ma orangtua loh tentang hal ini???” aku coba memilih kata-kata
bagus memulai curhatan yang serius ini.
“blum,
bingung aja mau mulai dari mana! Ila bingung
“hmmmmm……gue
juga bingung, tapi menurut gue sih mending lu cerita ma ibu lo dulu deh minta
solusi apa gitu, lagian hubungan lo tuh udah lama, kenapa sih gk jujur aja sama
orang tua lo dan lo harus kasih penjelasan yang tegas sama cowo lo! Seru ku
sambil menyedot sisa sisa es.
“gue gk
tau?” ila malah putus asa. Kami berdua memandang matahari yang sedikit
tenggelam dengan kidhmat.
Cahaya
senja mulai terlihat, orange memantulkan seluitnya terlihat cantik . anak-anak masih asik berlairan di pasir, para
ibu menunggu nelayan menepi untuk memborong ikan.
“Minta
sama Allah,semoga niat lo di beri kemudahan”, aku memecah keheningan di antara
kami sambil memasukan otak-otak ke mulut ku, “la lu kebanyakan nunangin bubuk cabenya” muka ku memerah. Ila pun
tertawa. “Bentar lagi magrib, balik yu” ila mengajak ku. Kami beranjak berdiri
dan mengibaskan pantat yang kotor, “ngomong-ngomong gimana righa? Lu jadi mau
jalan ma dia?” ila tiba-tiba bersemangat. Aku menganggukan kepala lalu
tersenyum dan kami tertawa bersama. Kadang pertemuan kami bukan untuk mendapat
solusi tapi dengan mengeluarkan unek-unek saja sudah lega.
●●●●
Minggu Pagi
ini aku akan jalan dengan righa, dia kenalan ku 1 tahun yang lalu, awal mula
kami bertemu di toko buku biasa aku kunjungi ber awal dari senyum lalu saling
menyapa, melempar senyuman lalu mengobrol soal buku lalu kami sering bertemu di
toko buku dan berteman sampai saay ini, kami tidak dalam hubungan serius, kami
hanya teman, hanya teman. Hiks
Pagi
ini aku bersiap dengan rapih, jam 9 pagi ini kami akan bertemu ditaman kota untuk terakhir
kalinya ditahun ini. Dia mendapat dinas ke jepang tempat kerjanya saat ini, dua
tahun lamanya.
Jam 8
pagi aku pamit, “ bu aku pergi dulu sambil mencium tangan ibu , Assalamulaikum
”. “hati-hati di jalan, jangan pulang malam, dan jangan lupa belikan ibu buah
beat” ibu ku memerintah. “ siap bu” aku menjawab sambil tersenyum manis. Satu jam
perjalanan dari Rumah ku ke pusat kota. Aku turun di tempat pemeberhentian
pusat kota, hanya 7 menit berjalan menuju taman kota, tepat jam 9 aku sampai
disana. Tengok kanan kiri tak kulihat batang hidungnya, kulihat jam ditangan,
“apa dia tidak datang?” khawatir ku, ku telpon dia tidak mengangkat, akhirnya
aku putuskan menunggu sambil duduk dibawah pohon rindang,15 menit berlalu aku
hampir marah. “apa mungkin tidak akan datang”aku bertanya dalam hati. “ sorry
gue telat!” sambil tersenyum dan tidak merasa bersalah, suara righa terdengar.
Hari ini dia memakai kaos lengan panjang dan celana levis andalannya dan sepatu
kets baru yang ku hadiahkan bulan lalu, jangan berfikir aku adalah wanita yang
suka membelikan laki-laki hadiah, hanya saja waktu itu aku melihat sepatu kets
yang sedang diskon jadi aku membelikannya hanya karena dia mentratir ku buku
tereliye yang sedang aku incar, intinya agar aku tak memiliki hutang kebaikan
saja.
Aku
mendengus, “gue sibuk banget” eleknya, aku hanya mengkernyitkan dahi ku.” Kenapa
ngajak ketemu kalau sibuk, gue juga sama sibuk”aku jadi kesal. ”kan sudah
janji” Righa menjawab. Aku mencairkan suasana “bawa apa ke,makannan gitu atau
hadiah perpisahan gitu”sambil senyum. “maunya” righa memanyunkan bibirnya. “
gue haus,jajan yuk”aku mengajak sambil memegang tenggorkan, “ eskrim” rayu
righa. Aku tersenyum dan mengangguk, kami berjalan beriringan menuju kios
jajanan. 15 menit kami duduk-duduk sambil memakan jajanan. “kenapa ngajak
ketemu kalau sibuk” memulai pembicaraan siang ini. “pengen aja, udh lama gak
meet up, gue datangin temen-temen semua, bukan Cuma loe aja” righa menjawab
sambil makan snack. “ooh” gue jawab plate sambil tatapan ku melihat anak-anak
yang sedang main jungkat jungkit, aku tersenyum tipis.”kenapa lo suka anak kecil
na?” righa mencomot pertanyaan asal. “bukan anak kecilnya tp cara mereka mengekpresikan kebahagian yang prontal aja
yang bikin gue iri” pandangan ku tak lepas dari anak-anak yang tertawa lepas. “mereka tuh simple ga” lanjut
ku. Righa hanya mengangguk dan melajutkan menyesap es kikonya.
Siang
ini taman kota tidak terlau ramai. “ Kapan berangkat? ” aku memecah kesunyian
di antara kami, “ hari selasa” jawab righa, “persiapan udh beres tadi pagi,
tinggal angkut aja”lanjutnya. “owh” jawab ku, kali ini pandangan ku pindah ke
eskrim yang agak mencair,” hati-hati dan
jangan lupa bawa krupuk” itu kata- kata yang terlontar dari mulut ku, kami
saling lempar senyum dan pandangan. “cari makan yuk, waktunya makna siang nih”
ajak righa. Kami beranjak dari bangku taman. righa menghentikan langkah dan
berkata dengan muka datar “Ayo kita
ketmu lagi setelah kepulangan ku?”, aku yang didepannya berhenti dan membalik
badan “hah? Maksudnya?” aku terheran-heran tak mengerti, kenpa harus menunggu
kepulangannya, itu artinya 2 tahun yang akan datang, “mau ngapain,lagian itu
masih lama! Nanti aja pas lu mau balik baru bilang begitu” aku menjawab sambil
tertawa. “ iya sih, tapi ada yang mau gue omongin dan gue pengen ngomongnya
setelah kepulangan gue ke sini” tegasnya. “apaan sih, sepentiing itu kah?,
lagian kalau mau ngomong itu sekarang aja, mumpung ketemu, kita gak akan tau
apa yang terjadi 2 tahun yang akan datang ga. Walaupun elu rencanain segitu
bagusnya tetep aja, jangan suka berencana terlalu jauh deh! Tegas ku, dia malah
mendului ku berjalan “mau makan apa, panas ni?” dia membelokan pembicaraan
kami. Siang itu matahari mulai terik dan perut kami mulai keroncongan
“baso”seru ku, “yang ada nasinya” tawar righa, “sate ayam dengan sop iga, enak
kayanya” aku sambil memegang perut, “cocok, lu boleh makan banyak hari ini, gue
teraktir”righa menimapli dengan senyum semangat , “hemat napa? Lu butuh uang
saku banyak gha? Aku memotong pembicaraanya, lalu dia tersenyum
Kami
teman, ya teman teman bertukar pikiran, lalu apa kisah kami selanjutnya ? entah
lah hanya Allah yang tau, dan aku hanya menikmati prosesnya. Perpisahan kami
bukan akhir dari kisah ini, ini baru permulaan yang akhirnya hanya Allah yang
tau, biarlah semesta yang mengerjakan tugas selanjutnya…..
CERPEN PERTAMA SAYA....SELAMAT MENIKMATI
BalasHapus